Selasa, 25 Juni 2013

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR



PERANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR(PSB)

BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.    Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. BangsaIndonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis,kreatif,danproduktif.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yan harusdipenuhi.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.
Perpustakaan merupakan salah satu  sarana sebagai sumber pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Sedangkan perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru.
Dalam rangka pengembangan PSB, Mayer merekomendasikan empat hal yang harus dipertimbangkan, antara lain :
  1. Berorientasi kepada peserta didik (siswa)
  2. Bahan-bahan belajar diproduksi dan dipelihara secara lokal.
  3. Program media dikembangkan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran.
Pengembangan PSB yang dilaksanakan dengan beberapa hal di atas setidaknya  akan memberikan berbagai manfaat. Dalam lingkup satuan pendidikan, menurut Bambang Warsita, pengembangan PSB memberikan manfaat sebagai berikut :
  1. Memperluas dan meningkatkan kesempatan belajar.
  2. Melayani kebutuhan perkembangan informasi bagi masyarakat.
  3. Mengembangkan kreativitas dan produktivitas tenaga pendidik dan kependidikan.
  4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
  5. Menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas tradisional.
  6. Mendorong cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  7. Memberikan pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindakan lanjutan untuk pengembangan sistem pembelajaran.
  8. Melaksanakan latihan bagi para tenaga pendidik dan kependidikan mengenai sistem pembelajaran dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan hal di atas perpustakaan sebagai pusat sumber belajar  sebaiknya dikembangkan secara maksimal sehingga dapat dimanmaatkan pula secara maksimal.
Jare Lyader (1989)  mengatakan bahwa sebenarnya ada institusi yang dibutuhkan oleh para  pakar IPTEK Serta masyarakat belajar untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka, yaitu perpustakaan, pusat Dokumentasi dan Informasi serta para pustakawan..
Berdasarkan  hal di atas perpustakaan sebagai pusat informasi sebaiknya segera memanfaatkan perpustajkaan sebagai sumber belajar di sekolah.
  1. A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Seberapa besar tingkat pemanfaatan perpustakaan sebagai  pusat sumber belajar di SMP Negeri 03 Mukomuko ?
  2. Bagaimana fungsi perpustakaan sebagai pusat  sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar ?
  3. Bagaimana pengelolaan perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar?
  4. B.     Tujuan Penelitian
  5. Untuk  mengetahui seberapa besar tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar siswa SMP Negeri 03 Mukomuko tahun pelajaran 2010/2011.
  6. Untuk mengetahui bagaimana fungsi perpustakaan sebagai pusat sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar.
  7. Untuk mengetahui pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
  1. A.     Pengertian Perpustakaan
Soeatminah (2002:32) menegaskan:
“Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk memanfaatkan koleksi pustaka tersebut. Dalam hal ini
perpustakaan terdiri dari empat unsur yakni: koleksi pustaka, pengguna perpustakaan, sarana dan pustakawan”.

Jadi perpustakaan adalah tempat di mana terdapat koleksi pustaka yang diatur sedemikian rupa untuk keperluan tertentu sesuai dengan maksud diselenggarakannya pengum-pulan koleksi pustaka tersebut. Dalam pengertian tersebut di atas menunjukkan bahwa harus ada lima unsur untuk terpenuhinya syarat sebuah perpustakaan, yakni: (1) merupakan sebuah lembaga; (2) memiliki koleksi bahan pustaka, baik yang tercetak maupun yang terekam; (3) ada yang menggunakan koleksi bahan pustaka; (4) memiliki sarana perpustakaan diantaranya koleksi bahan pustaka, tempat mengatur bahan pustaka, pencatatan/administrasi perpustakaan; dan (5) adanya pengelola perpustakaan yang menguasai di bidang perpustakaan atau pustakawan. Perpustakaan sebagai lembaga, mengandung pengertian bahwa suatu perpustakaan harus mempunyai status jelas sebagai lembaga. Perpustakaan harus mempunyai komponen utama yang mendukung pelaksanaannya, yaitu koleksi bahan pustaka yang tercetak maupun terekam. Perpustakaan diadakan untuk melayani para penggunanya, yang memiliki sarana ruangan/bangunan/gedung, rak tempat koleksi bahan pustaka, meja, kursi serta perlengkapan administrasinya. Perpustakaan dikelola oleh petugas perpustakaan yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan (Soeatminah, 2002:161).
  1. Menurut kamus di Ford Englis Dictionary ” kata ”library”  atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa inggris th 1374, yang berarti sebagai tempat buku-buku  diatur untuk dibaca dipelajari atau dipakaia sebagai bahan rujukan.
  2. Dalam perkembangannya lebih… pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi bukan sekedar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dimanfaatkan masyarakat.
  3. Dalam pengertian yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Kepres RI no. 2 disebutkan bahwa ” perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahwa pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi dan ip Tek dan kebud dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
  1. B.     Tujuan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan pusat sumber belajar yang membantu meningkatkan proses belajar mengajar yang memiliki tujuan sebagai berikut
  1. Merupakan rasa cinta kesadaran dan kebiasaan membaca.
  2. Memperluas pengetahuan para siswa.
  3. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menjadikan bahan bacaan yang bermutu.
  4. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan program kurikulum di sekolah.
    1. C.      Fungsi Perpustakaan
Menurut keputusan Mendikbud no. 0103/0/1981,  tgl. 2 Maret 1981 mempunyai fungsi sebagai berikut:
  1. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti yang tercantum dalam kurikulum sekolah.
  2. Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
  3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekriatif dan mengisi waktu luang             ( buku-buku hiburan)
Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi perpustakan bersangkutan.
  1. D.      Kelembagaan  Sumber Belajar
  2. Kepala perpustakan  (unsur pimpinan)
  3. Petugas tata usaha perpustakaan (unsur pembantu pimpinan)
  4. Unsur pelaksana yang terdiri dari :
  5. Petugas pengadaan/pengelolaan bahan pustaka
  6. Petugas pelayanan (sirkulasi dan refrensi)
  7. Petugas penyuluhan atau pemasyarakatan
  8. Petugas penelitian dan pengembangan
               STRUKTUR ORGANISASI
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA SEKOLAH
KEPALA PERPUSTAKAN
P. PELAYANAN
P.PENGADAAN
P. PENYULUH
P. PENELITIAN
BAB III.
KEADAAN PERPUSTAKAAN SMPN 3 SAAT INI
Data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian yang dilakukan melalui kegiatan obsevasi,dan wawancara meliputi: kunjungan siswa di perpustakaan, peminjaman buku,fasilitas perpustakaan, koleksi perpustakaan,  dan pemanfaatan perpustakaan di SMP Negeri 03 Mukomuko :
  1. Kunjungan Siswa di Perpustakaan
Kunjungan siswa ke perpustakaan merupakan indikator tercapainya tujuan  didirikannya perpustakaan. Sebagai perpustakaan sekolah, kunjungan siswa ke perpustakaan menjadi tolak ukur pemanfaatan perpustakaan oleh peserta didik. Dari hasil pengamatan, kunjungan siswa ke perpustakaan  yaitu pada saat jam istirahat setiap hari sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara kami kepada petugas perpustakaan rata-rata ada 75 siswa setiap hari berkunjung ke perpustakaan, dan 55 % meminjam buku.
  1. Koleksi Perpustakaan
Menurut standar koleksi buku yang ditetapkan pemerintah, koleksi buku perpustakaan yang dimiliki perpustakaan hendaknya sebanding dengan jumlah siswa (Sudibyo,1999:128) hal itu dimaksudkan agar perpustakaan sekolah dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam memanfaatkan  perpustakaan sebagai sumber belajar sehingga siswa dengan leluasa memanfaatkan koleksi tanfa harus menunggu pengembalian dari siswa lain.
Koleksi perpustakaan yang dimiliki SMPN 03 Mukomuko  baik buku fiksi maupun nonfiksi sampai pada tanggal, 14 Oktober 2010  adalah 13.380 buah, dengan rincian sebagai berikut:
IPA
  1. Biologi            :  424
  2. Fisika               :  565
  3. Kimia              :  286
  4. IPA Terpadu   :  698
Bahasa
  1. Bahasa Indonesia        :  963
  2. Bahasa Inggris                        :  596
Seni                                   :  508
IPTEK                               :  30
Sastra                                :  27
Sejarah Umum                  :  37
TIK                                   :  346
Majalah                             :  204
Kamus Bahasa Indonesia  :  11
Buku Refrensi                   :  4302
Surat kabar                        :  90
Agama                               :  639
PKn                                   :  888
MTK                                 :  741
IPS
  1. Ekonomi                      :  907
  2. Geografi                      :  17
  3. Gigrafi Sosiologi         :  291
  4. IPS Terpadu                :  292
  1. 3.      Peminjaman Buku
Perpustakaan sekolah tidak dapat dilepaskan dari buku. Adanya buku tidak akan memberikan manfaat apabila tidak di baca oleh siswa. Oleh karena itu salah satu sasaran pengguna buku perpustakaan adalah siswa. Tanfa adanaya pemanfaatan bahan pustakan oleh siswa maka perpustakaan sekolah tidak dapat memberi arti sebagai sumber belajar.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa buku-buku yang dipinjam oleh siswa lebih banyak bukan buku pelajaran. Hal ini disebabkan karena semua siswa sudah mempunyai sebagian buku pelajaran yang diadakan lewat program buku BOS.
  1. 4.      Fasilitas perpustakaan
Pemanfaatan perpustakaan tidak dapat berlangsung dengan baik apabila tidak didukung adanya fasilitas yang memadai. Fasilitas ini akan berpengaruh besar tehadap terhadap kegiatan pelayanan perpustakaan sebagai sumber belajar. Semakin baik fasilitas yang dimiliki perpustakaan akan semakin mudah pengelolaan memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian, fasilitas perpustakaan SMPN 03 Mukomuko adalah sbb.
No Nama Barang jumlah Keterangan
123 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Ruang perpustakaanRak bukuRak majalah Rak surat kabar
Rak peta
Almari katalog
Meja pengunjung
Meja sirkulasi
Kursi pengunjung
Papan display
Komputer
Denah peminjaman
Daftar katalog
Meja pustakawan
Papan pengumuman
Mesin ketik
Alat tulis
Gambar
Struktur organisasi
AC/kipas angin


  1. 5.      Tata Tertib Dan Peraturan di Perpustakaan


  1.  Peraturan yang harus diperhatikan;
  1. Setiap siswa harus memiliki kartu perpustakaan, kegunaannya untuk prosedur peminjaman buku. Jika tidak memiliki kartu perpustakaan petugas perpustakaan tidak membolehkan meminjam buku. Jika kartu perpustakaan  Siswa hilang atau rusak, yang bersangkutan harus melapor kepada petugas perpustakaan.
  2. Siswa, guru, karyawan atau pengunjung lainnya yang memasuki ruang perpustakaan harus melapor kepada petugas perpustakaan dengan mengisi buku daftar pengunjung yang telah disiapkan petugas.
  3. Setiap peminjaman buku harus mengembaliakn sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
  1. B.      Larangan yang Harus Diperhatikan
1        Pengunjung perpustakaan tidak dibolehkan ribut atau bermain yang dapat mengganggu orang lain yang sedang membaca.
2        Pengunjung tidak boleh memakai topi, jaket serta membawa tas ke dalam ruang perpustakaan.
3        Dilarang membawa makanan dan minuman serta benda lain yang tidak berhubungan dengan perpustakaan.
4        Dilarang menyobek dan mencoret buku.
  1. C.    Sanksi Pelanggaran
  2. Setiap pengunjung yang tidak mematuhi ketentuan peraturan ketertiban perpustakaan diatas akan dikenakan sanksi.
  3. Bku, majalah, serta barang lainnya milik perpustakaan yang rusak akibat kelalaian peminjam harus bertanggungjawab sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan yang berlaku diperpustakaa
BAB IV
PEMBAHASAN
  1. Tipe Pusat Sumber Belajar
Pada pembahasan Pusat Sumber Belajar yang dalam hal ini adalah perpustakaan SMPN 3 Mukomuko merupakan Pusat Sumber Belajar tipe C.
Adapun struktur organisasi Pusat Sumber Belajar SMPN 3 Mukomuko adalah sebagai berikut :
STRUKTUR ORGANISASI PSB SEKOLAH SMPN 3 MUKOMUKO
Ka. SEKOLAH
Wk.Ka Sek
Ka. TU
KESISWAAN
KURIKULUM
SARANA
KOORDINATOR
PSB
PERPUSTAKAAN
LABORATORIUM
SISWA, GURU, KARYAWAN
  1. Peningkatan perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
Untuk menghidupkan dan mengembangkan perpustakaan sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Tidak hanya tugas pengurus/anggota perpustakaan dan institusi terkait, melainkan kita semua karena intinya usaha bersama menjaga atau mengembangkan ilmu pengetahuan. Serta merevisi atau mengkaji ulang tujuan dari perpustakaan, untuk mengintensifkan perpustakaan menjadi pusat sumber belajar.
Perpustakaan baik dalam penyediaan dan pelayanan informasi dalammenunjang tugas pokok dan fungsi lembaga induknya. Artinya memberikan pelayanan prima, yaitu suatu sikap atau cara pustakawan  dalam melayani  penggunanya dengan prinsip people bastakaan perlu memiliki atau memberikan pelayanan yang  ed service (layanan berbasis pengguna) dan service excellence  (layanan unggul). Semua ini untuk memuaskan pengguna, meningkatkan loyalitas pengguna, serta meningkatkan jumlah pengguna.
Bukan hanya pemimpin tetapi semua pengelola atau pegawai perpustakaan harus berani menampilkan “wajah baru” atau” gerakan baru” dalam arti berani melakukan terobosan baru dan paradigma baru yaitu dapat mengubah persepsi masyarakat /akademis dari perpustakaan identik dengan buku menjadi perpustakaan identik dengan informasi.
Ketergantungan pada seorang pemimpin perlu ditinggalkan dan  bergerak menciptakan kreatifitas atau inovasi yang sistematis. Pimpinan pusat (lembaga) tentunya membuka pintu yang lebar kepada semua bawahannya untuk menentukan kebijakan dalam menciptakan kreatifitas  untuk mengembangkan dan meningkatkan perpustakaan.
Upaya selanjutnya bagaimana pengelola menjalin hubungan yang baik dengan semua pihak. Hubungan dengan masyarakat  juga perlu ditingkatkan, misalnya  membuka perpustakaan keliling, pelatihan penulisan karya ilmiah, kegiatan kompetensi dalam masyarakat (lomba
synopsis, artikel, opini dan lain-lain).
Adanya Undang-undang tentang Perpustakaan yang meliputi :
1)      Kepala Perpustakaan (unsur pimpinan)
2)      Petugas tata usaha perpustakaan (unsur pembantu pimpinan)
3)      Unsur pelaksana yang terdiri atas :
-          Petugas pengadaan?pengolahan bahan pustaka.
-          Petugas pelayanan(sirkulasi dan referensi),
-          Petugas penyuluhan/pemasyarakatan, dan
-          Petugas penelitian dan  pengembangan.
  1. Strategi dan teknis pengelolaan Pusat Sumber Belajar
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Kegiatan pengelolaan sumber  belajar tersebut dilaksanakan oleh suatu bagian dalam lembaga pendidikan/sekolah yang disebut Pusat Sumber Belajar.
Kegiatan Pusat Sumber Belajar yang perlu dikelola dalammenunjang kegiatan pembelajaran adalah :
1)      Kegiatan pengadaan bahan belajar, misalnya buku,film,slid, dan sebagainya.
2)      Kegiatan produksi/pengembangan bahan belajar.
3)      Kegiatan pelayanan bahan belajar
4)      Kegiatan pelatihan pengembangan media pembelajaran.
Kegiatan pengadaan bahan belajar.
Kegiatan pengadaan adalah upaya untuk memperoleh bahanbelajar, berupa bahan cetakan (buku, modul), bahan audio(kaset audio, CD, tape, dan lain-lain), bahan video (kaset video, VCD) yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Misalnya  menurut UU No 43 Th 2007 tentang perpustakaan  pasal 8 nomor 1 jumlah koleksi pada setiap perpustakaan umum dan perpustakaan khusus paling sedikit 1000 judul.  Bahan-bahan tersebut dapat dibeli di toko buku atau lembaga produksi media yang bersifat swasta yang memproduksi media  dan menjual ke umum untuk memperoleh profit atau keuntungan. Dapat juga bahan belajar diperoleh dari hibah (pemberian/sumbangan) dari individu atau lembaga-lembaga yang berminat membantu lembaga pendidikan dengan menyerahkan secara Cuma-Cuma bahan belajar yang bermanfaat untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut. Bisa juga diperoleh dari perencanaan pimpinan  sekolah (kepala sekolah)dari komite sekolah, dana operasional sekolah (rutin dan BOS) bahkan bantuan pribadi dari siswa-siswi.
Terdapat satu unit kerja di Departemen Pendidkan Nasional   yang bernama  Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Nasional Departemen Pendidkan Nasional (dulu bernama Pustekom Depdikbud singkatan Pusat Teknologi Pendidikan dan Kebudayaan Departemen  Pendidikan dan Kebudayaan) yang mempunyai fungsi untuk  memproduksi dan mengembangkan berbagai media pembelajaran. Media yang diproduksi dan dikembangkan Pustekkom  sebenarnya merupakan sumber belajar yang dirancang (by design), karena dikembangkan berdasarkan kurikulum sekolah yang berlaku saat itu, namun saat ini tercantum dalam standar isi sebagai dasar untuk mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Dengan demikian Pustekom mempunyai peranan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui penggunaan media pembelajaran oleh para guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran merupakan sumber belajar yang memang dirancang untuk kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran yang terdapat  dalam media pembelajaran dapat memberikan kejelasan kepada murid atas materi pelajaran. Guru dengan demikian tidak lagi sibuk hanya bertindak sebagai sumber belajar utama untukmenyampaikan materi pelajaran kepada siswa, yang sering sulit dipahami oleh siswa karena sangat bersifat abstrak, dan akibatnya guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan secara individual kepada murid  yang memerlukan.
Karena itu media pembelajaran yang dikembangkan dan diproduksi Pustekkom dapat dijadikan salah satu alternatif atau pilihan untuk dikoleksi Pusat Sumber Belajar dengan cara “membeli” atau lebih tepat “mengganti ongkos produksi” dengan mengkopi media yang diinginkan/diperlukan.
Kegiatan produksi (pengembangan) media pembelajaran

Kegiatan produksi amat penting dan sangat diperlukan dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar  karena harus  mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran  yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik berupa bahan cetak maupun non cetak seperti  video, bahan audio, bahan belajar  berbantuan komputer, dan sebagainya.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan pengembangan  bahan atau media pembelajaran  adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi  untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang menarik,  namun masih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat bahan-bahan belajar yang murah (inexpensive materials) melalui penggunaan “letter guide” untuk menulis caption, membuat program animasi yang menarik, menempelkan gambar visual (mounting), memotret (still pictures), dan sebagainya. Kegiatan produksi (pengembangan) media  amat penting untuk dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Sumber Belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran  yang dilaksanakan di sekolah. Bahan cetakan seperti modul, pengajaran terprgram sebagai media pembelajaran yang mampu berkomunikasi (berinteraksi) dengan peserta belajar, dan bahan-bahan belajar lainnya yang bersifat non cetak seperti kaset (rekaman) audio, kaset (rekaman) video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di PSB dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal.
Agar mampu memproduksi bahan belajar yang diperlukan dalam melaksanakan  kegiatan pembelajaran di sekolah, baik yang bersifat “instructor dependen instruction” maupun “instructor independen instruction”  sudah pasti diperlukan SDM yang mempunyai kemampuan di dalam merancang, memproduksi dan mengembangkan media pembelajaran. Selain itu juga diperlukan seperangkat sarana dan peralatan produksi yang memadai untuk memproduksi berbagai jenis media pembelajaran yang diperlukan. Dan sudah barang tentu juga diperlukan dana atau anggaran yang tidak kecil untuk melaksanakan kegiatan produksi media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pelayanan media pembelajaran.
Kegiatan pelayanan adalah fungsi yang langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar karena keberadaan PSB  dengan semua personel dan sarana serta peralatan adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media  belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Pelayanan yang diberikan dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan cetakan      untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan yang dikoleksi Pusat Sumber Belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah misalnya toko buku, toko VCD dan atau kaset rekaman audio/video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan pendidikan sekolah seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan sebagainya
Untuk memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu, perlu mengklasifikasi bahan-bahan yang sudah berhasil diproduksi dan kemudian memberikan”entry number” untuk setiap bahan yang disimpan.
Bila Pusat Suber Belajar sudah berkembang dengan pesat, di mana koleksi media sudah cukup banyak jumlahnya dan jenisnya, pelayanan pemanfaatan     media ini dapat diberikan juga kepada pihak-pihak lain di luar kepentingan sekolah sendiri, misalnya sekolah lain.
Kegiatan pelatihan media pembelajaran.
Fungsi  pelatihan  adalah fungsi keempat Pusat Sumber Belajar yang ditujukan untuk membantu pihak lain di luar sekolah sendiri yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi dan mengembangkan bahan belajar/media pembelajaran. Fungsi ini tentu saja dapat dikerjakan bila PSB sudah bertumbuh dan berkembang sedemikian rupa sehingga  memiliki SDM yang memadai dalam produksi dan pengembangan media pembelajaran serta peralatan dan sarana yang  memadai  untuk mendukung kegiatan produksi dan pengembangan berbagai media pembelajaran.
BAB  V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
-          Perpustakaan bukan hanya milik satu lembaga melainkan milik kita semua.
-          Setiap perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan terbaik.
-          Dalam pengelolaan dapat menjalin hubungan dengan semua pihak atau institusi dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Membuat hubungan dengan masyarakat yang ada di sekitar perpustakaan tersebut,.
  1. Saran
-          Untuk meningkatkan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar maka perpustakaan harus dapat melaksanankan tugasnya sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai pusat sumber belajar.
-          Perpustakaan dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada serta memperbanyak sumber referensi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
-          Johanes Sapri,2010.”Materi Perkuliahan Pengelolaan Program Magister Teknologi Pendidikan, Universitas Bengkulu.
-          Johanes Sapri,2010.”Materi Perkuliahan Prgram Magister Teknologi Pendidikan PSB (Pusat Sumber Belajar).




Sabtu, 22 Juni 2013


PENGGUNAAN INTERNET DALAM PENDIDIKAN



Internet merupakan teknologi informasi yang baru- baru ini makin digandrungi oleh kawula muda, orang tua, dan tak ketinggalan pula anak-anak mereka. Keunggulan teknologi telah memudahkan kita untuk mengakses berbagai hal, mulai dari informasi tentang bisnis, kesehatan, pendidikan, game, dan sebagainya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Saat ini pendidikan di salurkan pada sekolah-sekolahan dari sampai sekolah dasar(SD), SMP, SMA,SMK dan masih banyak lembaga-lembaga pendidikan lainya. Disaat ini tentunya kita tahu dengan teknologi yang satu ini yaitu internet.

Dengan terciptanya internet membuat sarana pendidikan saat ini didapat dengan mudah seperti kursus online, E-lereaning dll.Di dalam internet kita dapat memperoleh sesuatu dengan mudah seperti mencari referensi tugas, membaca-baca artikel pelajaran. Dan tentunya kita dapat syaring antara pelajar yang lain. Tak sedikit lembaga-lembaga yang menyediakan informasi-informasi kepada siswanya dalam bentuk website sehingga para siswa dapat memperoleh informasi di manapun ia berada. Ada juga yang tak sebatas informasi, tapi membelajaran online dimana seorang siswa yang sudah terdaftar di sekolahan tersebut dapat mengikuti pelajaran walaupun ia sedang berada di rumah sakit atau di dalam rumah. Tak hanya lembaga-lembaga pendidikan saja yang menggunakan media internet sebagai pembelajaranya. Kementrianpun menggunakan media internet untuk menginformasikan sebuah atau beberapa pengumuman penting dalam dunia pendidikan.

Masih banyak peran dan kegunaan internet saat ini tapi kita tidak akan membahasnya karena cakupanya luas sekali. Ini hanya sebagai review tentang peran internet dalam bidang pendidikan.Dengan kemudahan memperoleh pendidikan diinternet tentunya menimbulkan dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Teknologi dapat menciptakan karakter yang handal dan juga mampu merusak karakter baik seseorang. Semoga anda bisa memanfaatkan internet sesuai dengan fungsinya.

Sabtu, 01 Juni 2013


   Assalamu'alaikum yaa akhi wa ukhtii.. Kali ini saya akan bagi- bagi info  tentang daerah asal saya, yakni desa Jantur, kec.Muara Muntai, Kukar,Kaltim. Kususnya tentang mesjid. Selamat membaca yaa..

    Bila suatu hari berkunjung ke Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, rasanya Anda perlu menyempatkan diri datang ke Desa Jantur di Kecamatan Muara Muntai. Jaraknya, sekitar 120 kilometer jika menggunakan jalur Sungai Mahakam, atau kurang lebih 80 kilometer bila menempuh jalur darat. Desa ini terkenal sebagai perkampungan nelayan,karena mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan.
   
   Desa Jantur memiliki sebuah masjid yang cukup megah. Bahkan, termasuk salah satu masjid yang terbesar di wilayah Kecamatan Muara Muntai. Dulunya, sebelum era reformasi, di perkampungan ini hanya ada satu desa dan memiliki tiga buah sekolah dasar, satu sekolah menengah pertama (SMP),satu madrasah tsanawiyah (MTS), tujuh mushala atau langgar, dan 21 RT. Namun setelah diberlakukan otonomi daerah, masyarakat di wilayah ini sepakat untuk memekarkan desanya.

    Kini, perkampungan nelayan ini menjadi tiga buah desa, yakni Desa Jantur (induk), Desa Jantur Baru, dan Desa Jantur selatan. Adapun jumlah penduduknya di tahun 2010an mencapai 7000–8000 jiwa. Penduduk yang ada di Desa Jantur ini, baik sebelum ataupun sesudah dimekarkan, mayoritasnya adalah suku Banjar. Bisa dikatakan, 99 persen penduduknya adalah suku Banjar dengan bahasa sehari-harinya juga menggunakan bahasa Banjar. Sedangkan satu persennya berasal dari suku Kutai,Jawa, Bugis, atau lainnya. Umumnya, warga selain Banjar di desa ini berasal dari wilayah lain seperti dari Desa Muara Muntai, Kota Bangun, Tenggarong, atau lainnya. Dan mayoritas penduduknya beragama Islam. Bisa dibilang, 100 persen beragama Islam.
    Adapun pekerjaan utama penduduk setempat adalah sebagai nelayan. Umumnya, mereka mencari ikan di Danau Jempang, Danau Murung, dan sebagian ke daerah lain, termasuk di Samarinda. Sekitar 2-3 persen menjadi pedagang, dan lima persen sebagai petani. Ada profesi lain seperti guru (PNS), umumnya merupakan berasal dari suku Kutai.
   Walaupun jumlah penduduknya terus berkembang dan wilayah desa yang dimekarkan, namun hingga kini kampung ini masih memiliki satu masjid, yakni Masjid Jam'iyyatut Taqwa. Diberi nama demikian,dengan harapan warga Jantur menjadi perkumpulan orang-orang yang bertakwa. Itu harapannya. Masjid ini dibangun sekitar tahun 1950-an. Namun, sejak tahun 2000, masjid ini mengalami renovasi hingga tampak seperti sekarang ini.

  Dahulu, masjid ini dibangun dengan bahan utama berupa kayu seperti kayu ulin, kayu kapur, kayu meranti, dan berbagai jenis kayu lainnya. sedangkan atapnya terbuat dari kayu ulin yang telah dipipihkan.Masyarakat setempat umumnya menyebut kayu yang telah dipipihkan itu dengan nama sirap (bahasa Banjar). Ukuran kayu yang sudah dipipihkan (sirap) itu sekitar 0,1-0,2 sentimeter (cm) dengan panjang mencapai 35-40 cm, dan lebar kurang lebih 10 cm.Walaupun tipis, namun ketahanannya bisa mencapai 20 tahun. Ada mayoritas penduduk setempat menggunakan sirap sebagai atap rumah mereka. Dan bagi penduduk setempat, memakai sirap sudah lazim digunakan untuk atap rumah. Bahkan, walaupun genting sudah bermunculan, penduduk Desa Jantur dan desa-desa di sekitarnya juga tetap menggunakan sirap. Ruang masjid yang berukuran sekitar 35×35 meter,dan dibuat dua lantai. Lantai utama biasanya dipakai untuk jamaah laki-laki, sedangkan untuk lantai atas yang dibuat berbentuk letter U, untuk jamaah perempuan. Namun, saat Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, total jamaah yang bisa ditampung di bagian dalam masjid mencapai 4000-5000 orang. Keunikan masjid ini, pastinya karena lokasinya yang sangat strategis. 


   Keberadaannya terletak persis pertemuan segitiga antara Desan Jantur (induk), Desa Jantur Selatan, dan Desa Jantur Baru. Sehingga, dari kejauhan masjid tampak gagah. Keunikan lainnya tentu saja karena masjid ini berada di komplek perkampungan nelayan dan alat transportasi utamanya adalah perahu, maka pada saat musim air pasang, masjid ini tampak mengapung. Musim air pasang di wilayah ini rata-rata mencapai dua hingga tiga bulan lamanya.  
 Dengan demikian, maka setiap penduduk—mau tidak mau harus bisa berenang. Sebenarnya, masjid ini tidak mengapung atau terapung. Ada ratusan tiang ulin berukuran 10×10 cm yang menjadi pondasi berdirinya masjid ini. Tinggi tiang dari tanah hingga lantai masjid mencapai dua meter. Namun, karena air Sungai Mahakam yang sering pasang dan mencapai ketinggian dua meter, maka masjid ini tampak mengapung. Kubah dan tiang Hal unik lainnya adalah kubah masjid. Secara keseluruhan, Masjid Jam’iyyatut Taqwa ini memiliki lima buah kubah, terdiri atas satu kubah utama, dan empat kubah pendamping yang terletak di masing-masing bagian (utara, timur, barat, dan selatan). Kubah utama berukuran diameter sekitar 20 meter persegi itu dilapisi dengan aluminium. Tidak dijelaskan mengapa kubahnya tidak menggunakan lapisan keramik atau marmer. Namun, karena aluminium ini berwarna silver (keperakan), maka dari kejauhan kubah masjid senantiasa menjadi penanda bagi orang-orang yang akan memasuki wilayah Desa Jantur.

   Pada siang hari, dari Danau Jempang maupun Danau Murung, kubah masjid yang terkena sinar matahari senantiasa tampak bercahaya. Keunikan lain masjid ini adalah tiangnya. Jumlah tiang Masjid Jam’iyyatut Taqwa ini berjumlah 36 buah. Tiang masjid ini awalnya juga terbuat dari kayu ulin berukuran sekitar 25×25 cm dengan panjang (tinggi) bisa mencapai 15 hingga 20 meter. Namun, untuk membuatnya makin tampak kokoh dan kekar, kayu ulin yang menjadi tiang masjid (bagian dalam) ditambahkan lapisan batu bata dan semen.
     Dengan desain itu, maka diameter tiang masjid mencapai 1,5 hingga dua meter. Dahulunya, sebelum direnovasi seperti sekarang ini, ukuran tiang masjid ini diameternya lebih lebar lagi, karena dilapisi dengan papan ulin dengan ketebalan 2x20cm untuk menutupi tiang bagian dalam. Total diameternya antara 2-2,5 meter. Lainnya adalah mimbar dan mihrab. Mimbar masjid terbuat dari kayu jati berukir. Usia mimbar masjid sama dengan usia masjid. Dari dulu sampai sekarang, masjid ini tetap menggunakan mimbar ini. Adapun mihrab masjid cukup luas dengan ukuran mencapai 15 -20meter persegi.
Nah gimana shobat? Menarik bukan? Cukup dulu ya postingan kali ini.

Minggu, 12 Mei 2013

Bung Tomo

1. Biografi Lengkap Bung Tomo

Sutomo atau Bung Tomo lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 3 Oktober 1920. Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, yang merupakan seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.

Pengertian Budaya politik

Pengertian Budaya Politik.
Budaya Politik adalah salah satu komponen dalam sistem politik. Komponen sistem politik lainnya adalah struktur politik. budaya politik dapat dipandang sebagai landasan sistem politik yang memberi jiwa dan warna pada sistem politik atau memberi arah pada perang-perang politik yang dilakukan oleh struktur-struktur politik.
Ada pengertian beragam tentang budaya politik beberapa diantaranya adalah :
- Budaya politik adalah sikap orientasi warga negara terhadap sitem politik dan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara didalam sistem itu CGA.Ahmad&S.Verba (1991:21)
- Budaya Politik adalah pandangan politik yang mempengaruhi sikap orientasi dan pilihan politik seseorang. Budaya politik mengutamakan dimensi psikologi suatu sistem politik yaitu sikap, sistem kepercayaan, simbol yang dimiliki individu dan yang dilaksanakannya dalam masyarakat (Marbun,2005:84)

Pesonaq Ujung Barat Indonesia

imgIndonesia sudah mempesona mulai dari ujung baratnya di Provinsi Aceh. Jarak bukan masalah, karena tempat berjuluk Serambi Makkah ini adalah pilihan sempurna untuk liburan berikutnya.

Gelombang tsunami pada tahun 2004 memang pernah melumat provinsi ini nyaris separuhnya. Namun hal itu tidak mengurangi pesona yang bisa ditawarkan Aceh.

Minggu, 28 April 2013

Keterlambatan Distribusi Soal UN 2013


Direktur PT Ghalia Indonesia Printing meminta  maaf kepada seluruh siswa dan masyarakat di Indonesia atas keterlambatannya mendistribusikan soal-soal Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi di Indonesia Tengah. “Masalah ini tidak pernah diduga akan timbul,” katanya katanya di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Ahad, (14/4).

Memang, ujar Hamzah, terdapat sejumlah masalah teknis yang menyebabkan mundurnya pengiriman soal-soal UN.  Bahan materi ujian banyak sekali sehingga tidak tertampung di perusahaanya yang berada di Bogor, Jawa Barat. Selain itu, banyaknya variasi soal cukup menyulitkan dalam membuat  soal-soal ujian.

Namun, kata Hamzah, pihaknya berusaha segera mengirimkan soal-soal ujian itu ke Indonesia Tengah. Ini merupakan tugas negara yang harus segera diselesaikan. “Kami juga mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk mengerjakan pembuatan soal-soal UN,”katanya.

Penyelesaian masalah ini, ujar Hamzah, menjadi tantangan perusahaannya. Ini merupakan pertama kalinya mengalami hal yang tidak diinginkan. Untuk melancarakan pengiriman soal-soal UN ini, pihaknya komitmen bekerja selama 24 jam dan terus-menerus, juga menambah jumlah  tenaga kerja.

Selain PT  PT Ghalia Indonesia Printing, terdapat sejumlah perusahaan lain yang membuat soal-soal UN di antaranya  PT Media Grafika,  PT Pura, PT Jaswindo Mitra Perkasa,PT Balebat Dedikasi Prima. Namun perusahaan lainnya itu mampu menyelesaikan pembuatan dan pengiriman soal bagi Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan baik.

Terkait sanksi kepada  PT Ghalia Indonesia Printing, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pihaknya harus mengikuti prosedur sebelum memberikan sanksi. Pihaknya akan melakukan investigasi mendalam penyebab terlambatnya pendistribusian soal-soal UN. Saat ini pihaknya sedang fokus untuk menyelesaikan pendistribusian soal-soal UN ke Indonesia tengah.



Sumber :  Republika.co.id