Minggu, 28 April 2013

Keterlambatan Distribusi Soal UN 2013


Direktur PT Ghalia Indonesia Printing meminta  maaf kepada seluruh siswa dan masyarakat di Indonesia atas keterlambatannya mendistribusikan soal-soal Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi di Indonesia Tengah. “Masalah ini tidak pernah diduga akan timbul,” katanya katanya di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Ahad, (14/4).

Memang, ujar Hamzah, terdapat sejumlah masalah teknis yang menyebabkan mundurnya pengiriman soal-soal UN.  Bahan materi ujian banyak sekali sehingga tidak tertampung di perusahaanya yang berada di Bogor, Jawa Barat. Selain itu, banyaknya variasi soal cukup menyulitkan dalam membuat  soal-soal ujian.

Namun, kata Hamzah, pihaknya berusaha segera mengirimkan soal-soal ujian itu ke Indonesia Tengah. Ini merupakan tugas negara yang harus segera diselesaikan. “Kami juga mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk mengerjakan pembuatan soal-soal UN,”katanya.

Penyelesaian masalah ini, ujar Hamzah, menjadi tantangan perusahaannya. Ini merupakan pertama kalinya mengalami hal yang tidak diinginkan. Untuk melancarakan pengiriman soal-soal UN ini, pihaknya komitmen bekerja selama 24 jam dan terus-menerus, juga menambah jumlah  tenaga kerja.

Selain PT  PT Ghalia Indonesia Printing, terdapat sejumlah perusahaan lain yang membuat soal-soal UN di antaranya  PT Media Grafika,  PT Pura, PT Jaswindo Mitra Perkasa,PT Balebat Dedikasi Prima. Namun perusahaan lainnya itu mampu menyelesaikan pembuatan dan pengiriman soal bagi Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan baik.

Terkait sanksi kepada  PT Ghalia Indonesia Printing, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pihaknya harus mengikuti prosedur sebelum memberikan sanksi. Pihaknya akan melakukan investigasi mendalam penyebab terlambatnya pendistribusian soal-soal UN. Saat ini pihaknya sedang fokus untuk menyelesaikan pendistribusian soal-soal UN ke Indonesia tengah.



Sumber :  Republika.co.id

Ini Kata M Nuh Tentang Remaja Perokok


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, M Nuh prihatin dengan semakin banyaknya remaja yang saat ini sudah menjadi perokok. Nuh mengatakan pendidikan di sekolah memiliki peran penting untuk menanggulangi masalah ini.

"Pendidikan sekolah punya peran yang sangat besar menumbuhkan kesadaran bahwa merokok itu berbahaya" kata M Nuh di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/2/2013).

Menurut Nuh, selama ini bisa jadi para remaja itu memang tidak merokok di sekolah. Namun saat di luar, mereka melakukan hal itu.

Nuh berharap sekolah harus bisa menimbulkan tingkat kesadaran bahwa merokok itu tidak baik. Orang tua juga harus dapat menjalin komunikasi yang baik dengan anak.

"Artinya semua harus berperan bersama," ucap Nuh.

Nuh mengaku bukan perokok. Nuh menilai anggapan rokok dapat membuat kenikmatan adalah salah.

"Saya sendiri tidak merokok dan masih hidup ini. Katanya kalau enggak merokok enggak bisa hidup, itu kebiasaan saja," ujar Nuh.

Dengan tidak merokok, Nuh yakin kemungkinan untuk terkena penyakit berbahaya, seperti kanker, dapat berkurang.

"Di antaranya perokok berhenti secepat mungkin dan jangan merokok lagi," tutupnya.


 Sumber : Detik.com